Aqua; cemburu.

Selesai dari toilet, Nalendra berjalan menuju kantin yang searah. Ditujunya kulkas dingin itu dan langsung ia borong semua air mineral yang tersisa, juga frestea rasa apel kesukaannya.

Saat ingin menutup pintu kulkas, ada suara yang membuatnya berbalik.

“Yah aquanya habis.”

Nalendra sempat terdiam, orang yang dihadapannya pun terlihat berpikir mengganti pilihannya.

“Ini, ambil aja.” Kata Nalen menyodorkan satu botol aqua.

“Eh gapapa gausah, kalian habis latihan jadi kalian yang lebih perlu.”

“Lo juga habis latihan soal, nih ambil.” Nalendra memegangi botol itu cukup lama, “Ambil Nin, nanti gue diamuk singa gegara lo kehausan.”

“Hah? Oke terimakasih Nalen. Bayar ke kamu?”

“Anjir jangan aku kamu Nin.”

Anin tertawa kecil, “Udah kebiasa len, jadi ini dibayar gak?”

“Gausah Nin gausah, ikhlas gue mah. Nih tambah 1 lagi, dah gue duluan ye.”

“Iyaa, sekali lagi terimakasih Nalendra.”

Nalendra pergi meninggalkan kantin, Anin juga. Namun tanpa Nalendra sadari saat ia berjalan di koridor dekat kantin, sudah ada seorang gadis yang menunggunya dengan tangan terlipat juga mata yang penuh curiga.

“Yang, lagi istirahat juga?” Tanya Nalendra lembut sambil mengusap kepalanya.

“Iya.”

“Hey kenapa jutek gini? Ada yang bikin kamu kesel di padus?”

“Kamu yang bikin kesel Len.”

Nalendra langsung terkejut, “Cella.. aku salah apa sayang?”

“Nin Anin tuh siapa? Kamu beneran niat nambah cewe ya? Len aku kurang apa.. ?” Serbu Cella dengan banyak pertanyaan.

Nalendra tersenyum melihat gadisnya yang kedapatan tengah cemburu, selangkah lebih dekat Nalendra langsung membawa Cella kedalam rengkuhannya.

“Sayang, kamu gak ada kurangnya, kalau ada yang bilang gitu biar aku yang maju. Kamu yang terbaik, gaada pelukan selain mama yang senyaman kamu. Kamu tetap tempat aku pulang Cella.”

“Nalendra, bisa-bisanya kamu bikin aku mau nangis pas aku lagi kesel sama kamu.” Kata Cella sambil membalas pelukan Nalen. “Tapi tetep aja! Anin tuh siapa! Harus jujur kalau enggak aku gelitikin!”

Nalendra tertawa gemas di ceruk leher Cella, “Anin itu gebetan si Haksa yang baru, yang.”

“WHAT?!!” Kejut Cella sampai melepas pelukan mereka. “Haksa.. udah suka sama cewe?!”

“Heh bahasanya.”

“Eh maap maksudnya, JADI HAKSA UDAH BUKA HATI?”

“Hahaha iya.” Jawab Nalen sambil merapikan rambut Cella, “Dan si Anin ini yang berhasil, padahal awalnya si Haksa denial, tapi yang namanya takdir mah gaada yang tau.”

“Wih keren juga si Anin ini.” Kata Cella lalu ia beralih menatap kantung plastik berisi minuman ditangan Nalen. “Kamu tadi ngasih dia minum?”

“Iya, aqua soalnya tadi habis aku borong. Kalau Haksa tau ntar aku di amuk.”

“Terus aku enggak ada?” Sinis Cella.

“Kamu mah special yang. Aku bisa kasih orang lain minuman, tapi kalo frestea apel, aku cuma mau bagi sama kamu.” Kata Nalendra sambil memberikan sebotol minuman favoritnya pada Cella.”

“Frestea apel gak ada lawan pokoknya!” Seru Cella membuat Nalen terkekeh.

“Dah yuk kedepan kita beli cilor.” Kata Nalendra sambil merangkul pundak Cella.